DESA IBU KOTA


Oleh : M. Rahmat Muchtar

Sejak kapan kota-kota besar menyandang predikat ibu kota..?
Kamu tahu..!!! Siapa.yang menyusui kota sebelum ia lahir sebagai metro, siapa yang menggendong kota sebelum dan sesudah transmigrasi dan urbanisasi. Cacing tanah bunting bersaksi, ketika seluruh kelenjar desa bergumpal janinkan kota dan seketika merampas semua tanpa seputing pun sisa.
Yang namanya ibu porinya lebih luas ikhlasnya untuk tidak banyak menuntut. Tapi, tapi saksikanlah kota yang terlanjur dibibirkan sebagai ibu kota. Tidak hanya menuntut macam-macam,.malah kembali memeras ibunya yang bertajuk DESA untuk tidur di ranjang industri melalui tambang, air dll tanpa pertimbangan rasa lingkungannya.
Serasa seret untuk kembali, hela hukum adat yang diharumkan desa memahami beton. Kail kesenian tradisi yang bertumpu pada persembahan dialinea pariwisata. Semuanya dari ibu.
Kota-kota besar adalah anak-anak zaman yang dilahirkan desa.
Desa Ibu Kota, sahajanya seperti itu.
Saya tidak tahu...! Apa pernah kota-kota melahirkan desa?
Belum, mesti kota sudah berupaya balas budi dengan berbagai program dan proyek termasuk dana desa, tapi belum mampu tandingi daya tahan konsistensi dari hasil kerja kemanusiaan yang pernah ada dimasa lalu dengan rentan waktu tertentu. Termasuk menjaga tradisi kesenian, sastra lisan dan lontar, identitas arsitektur serta pakaian, ritual rasa syukur dlsb.
Ibu Kota kita yang bernama DESA, telah jalarkan akar berkehidupan bersama yang selaraskan alam.
Kota-kota besar adalah anak-anak desa yang mengusung keIBU an semu dari yang berdaster Ibu Kota. Desa Ibu Kota, rahim bangsa-bangsa.
By. Mat
Sendana, 2017

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PILIH-PILIH MEMILIH PEMILIHAN

BUKU

B E N T E N G